Abstract
<jats:p>Penelitian ini membahas fenomena propaganda politik yang tersebar melalui media periklanan dan media sosial menjelang Pemilihan Umum di Indonesia. Di era digital, arus informasi yang cepat dan tidak selalu tersaring kebenarannya menjadikan masyarakat, terutama generasi muda, rentan terhadap pengaruh propaganda dan disinformasi. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi konten digital, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa propaganda yang paling dominan adalah yang berbasis citra dan emosi, dengan strategi seperti framing positif, penggunaan influencer, serta kampanye tagar di media sosial. Respon generasi muda menunjukkan adanya kesadaran terhadap propaganda, namun masih terbatasnya literasi digital membuat mereka tetap rentan terhadap manipulasi informasi. Penelitian ini menegaskan pentingnya peningkatan literasi media dan kemampuan berpikir kritis di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menghadapi tantangan informasi politik di era digital.</jats:p>